Selamat Datang

SELAMAT DATANG :: SUGENG RAWUH :: ترحيب :: WELCOME :: BIENVENUE :: 的欢迎 :: WELKOM :: BEM-VINDO :: BIENVENIDOS :: καλωσόρισμα

Kamis, 03 Januari 2013

Ibu Pertiwi Sakaratul Maut

(Ngadidjo Stinger)

Tatapannya tajam bak singa terluka,
Meski kulihat raganya tegar dirajam pedih lara,
Seakan malapetaka tak pernah lekang darinya.

Ia tegap berdiri di atas kaki renta, biar buah hati jumawa.
Dengan duri-duri kebenaran yang ia telan.
Pada mulutnya yang selalu memuntahkan berlian berkilauan,
Dengan telinga yang dihunjam hakikat,
Tentang sungai peluh bermuara lautan merah darah.
Di jaman ketika otak dijamah serakah,
pada suatu masa, ketika anak-anaknya yang durhaka hidup dalam surga fana,
Sementara anak-anaknya yang lain, memeras darah bagi anjing-anjing penipu.

Lalu ia pun berkata : Mereka tetap buah hatiku, meski ditusuknya jantungku yang telah koyak, dengan belati berkarat.

Ya, kami tahu.
Sebab kelak Sang Bijak,
menunjukkan kuasa-Nya kepada jiwa-jiwa yang lena.



Pesisir Selatan, Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar